Galeri

usahatani, faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usahatani

Apabila usahatani dapat diartikan sebagai satu kesatuan organisasi antara kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan untuk memperoleh produksi di lapangan pertanian, maka sekurang-kurangnya menurut Soeharjo (1973) ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk pembinaan usahatani, yaitu :

  1. Organisasi usahatani, dengan perhatian khusu kepada pengelolaan unsur-unsur produksi dan tujuan usahanya.
  2. Pola pemilikan tanah usahatani.
  3. Kerja usahatani, dengan perhatian khusus kepada distribusi kerja dan pengangguran dalam usahatani.
  4. Modal usahatani, dengan perhatian khusu kepada proporsi dan sumber petani memperoleh modal.

Petani sajatidak mempunyai kemampuan untuk mengubah keadaan usahataninya sendiri. Karena itu bantuan dari luar sangat diperlukan, baik secara langsung dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha, maupun tidak langsung dalam bentuk insentif yang dapat mendorong petani menerima hal-hal yang baru, mengadakan tindakan perubahan. Bentuk-bentuk insentif ini seperti jaminan tersedianya sarana produksi yang diperlukan petani dalam jumlah yang cukup, mudah dicapai harganya, dapt dipertimbangkan dalam usaha, dan selalu dapat diperoleh secara kontinu. Menjamin pemasaran hasil, menjamin adanya kontinunya informasi teknologi adalah bentuk insentif lainnya. Yang tidak kurang pentingnya bentuk insentif yang dipelukan guna tercapainya  modernisasi usahatani yaitu peraturan-peraturan hak-hak petani dalam kebijaksanaan yang memberikan keleluasaan petani bertindak dalam pengembangan usahataninya. Hal ini misalnya menyangkut kepastian akan hak tanah, perbaikan struktur pemilikan tanah, perbandingan bagi hasil dan sewa tanah yang adil, kebebasan petani memilih cabang-cabang usahataninya, dan teknologi yang paling menguntungkan.

Apa yang terungkap tersebut tidak lain sebenarnya adanya faktor-faktor pada usahatani tersebut dan yang ada diluar usahatani tersebut. Yang harus jadi perhatian agar usahatani maju, yaitu keterbatasan yang ada pada dirinya sendiri harus diatasi dengan menggali, terlebih lagi harus mampu mengungkapkannya menjadi kekuatan pendorong dan mengatasi faktor luar tersebut.

Hal-hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

  1. Pengelolaan usahatani
  2. Tanah usahatani
  3. Tenaga kerja usahatani
  4. Modal
  5. Tingkat teknologi
  6. Alokasi penerimaan usahatani
  7. Jumlah keluarga

 

 

1.1          pengelolaan usahatani

 

pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam bertindak sebagai pengelola atau manajer dari usahanya. Dalam hal ini ia harus pandai mengoranisasi penggunaan faktor produksi yang dikuasi sebaik mungkin untuk memperoleh produksi secara maksimal. Karena produktivitas masing-masing faktor produksi dan produktivitas usahatani merupakan tolok ukur keberhasilan pengelolaan. Oleh sebab itu, pengelolaan atau manajemen menjadi sangat penting karena selain peningkatan produktivitas, ia juga menentukan tingkat efisiensi dari usahatani yang dikelolanya.

 

1.2     tanah usahatani

1.2.1  tanah dalam kaitannyadengan usahatani

Dalam usahatani keluarga, disamping unsur tenaga kerja, unsur tanah memiliki peranan yang sangat penting, atau lebih jelas lagi: yang menentukan.

Dipandang dari sudut teknis ( psikis, biologis ) peranan tanah dalam usahatani muncul dalam berbagai bentuk, yaitu:

  1. tanah dan kaitannya dengan jenis tanaman
  2. tanah dan kaitannya dengan waktu bertanam
  3. tanah dan kaitannya dengan cara bercocok tanam
  4. tanah dan kaitannya dengan bentuk usahatani

(lebih jelasnya akan dijelaskan dalam makalah mengenai faktor produksi usahatani)

1.2.2  dari sudut sosial ekonomi

Unsur-unsur sosial ekonomi yang melekat pada tanah dan memiliki peranan dalam pengelolaan usahatani cukup beragam. Dari sekian banyak unsur sosial-ekonomi hanya beberapa saja yang akan dibahas, yaitu:

  1. kekuatan atas kemampuan potensial dan aktual tanah

kekuatan potensil: daya kemampuan suatu jenis tanah untuk mendatangkan hasil bumi, kalau dikelola.

Setelah tanah dikelola dengan cara tertentu dan nyata, maka akan dapat kelihatan kekuatan atau daya yang nyata dari tanah itu untuk menghasilkan sesuatu hasil bumi, dimana kekuatan itu dikenal dengan nama kemampuan aktual tanah.

  1. kapasitas ekonomis, efisiensi ekonomi dan keunggulan bersaing dari tanah

perumpaan bahwa untuk melakukan “pekerjaan persiapan” bagi sebidang tanah sawah-A seluas 8 Ha, diperlukan 10.000 ham kerja atau 1.250 jam kerja tiap hektarnya. Ini berarti bahwa “daya penyerap akan tenaga kerja” dari sawah-A adalah 1.250 jam/ hektar. Hal inilah yang nantinya akan menjadi kapasitas ekonomis usahatani.

Kapasitas ekonomi takkan ada artinya jika belum mengerti mengenai efisiensi ekonomi. Misal, hasil dari sawah-A adalah 37.50 kwintal/hektar, jumlah tenaga kerja 1.250 jam/hektar, maka efisiensinya sebesar (3750:1250)= 3 kg padi.

  1. produktitivas tanah

produktivitas tanah yaitu: jumlah hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah (1 hektar) selama satu tahun dengan uang

  1. nilai sosial ekonomi tanah

dalam usahatani komersiil nilai ekonomi atau harga tanah dalam dasarnya dapat ditentukan secara obyektif-ekonomis. Nilai ekonomi atau hraga tanah dari usahatani komersiil lazim disebut kapital dari bunga.

1.2.3  hak tanah

Tanah kosong: sebidang tanah, yang tidak dibebani sesuatu hak diatasnya, oleh anggota masyarakat atau badan hukum. Tanah demikian adalah tanah negara.

Hak yang dibenani dari tanah negara tersebut yaitu:

  1. hak milik
  2. hak guna usaha
  3. hak guna bangunan
  4. hak pakai
  5. hak sewa
  6. hak membuka tanah
  7. hak memungut hasil hutan
  8. hak yang tidak termasuk dalam hak diatas, yaitu:
  9. hak gadai
  10. hak usaha bagi hasil
  11. hak menumpang
  12. hak sewa tanah

1.2.4  letak, luas, bentuk, dan pemencaran tanah

Dalam pandangan umum mengenai letak, luas, bentuk, dan pemencaran tanah, berdasarkan teori VAN THUNEN.

1.2.5  hukum LDMR

Peristiwa atau hukum tentang menurunya kenaikan hasil yang terdapar dalam produksi pertanian berpokok pangkal pada suatu huku biologis, yang terkenal dengan nama “hukum tumbuh”

1.2.6  pelestarian sumber daya tanah

Setiap tanah secar potensial dapat rusak dan menjadi tidak produktif. Penggunaan pengelolaan tanah yang tidak memperhatikan syarat-syarat konservasi atau pengawetan tanah akhirnya akan mengdatangkan “erosi” atau “kemerosotan” tanah, hal ini dapat ditentukan dari: (1) sifat tanah, (2) topografi, (3) iklim, (4) perilaku manusia, (5) waktu

 

1.3                tenaga kerja usahatani

tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani, khususnya faktor tanaga kerja petani dan keluarnya.

Ciri-ciri dari faktor tenaga kerja usahatani, yaitu:

  1. tidak merata dan kontinu, hal ini karena tidak semua jenis tanaman memiliki keperluan akan tenaga kerja yang seragam.
  2. pemakaian terbatas, hal ini dikarenakan faktor tanah, cara pengairan, jenis tanaman, cara pengelolaan dan sebagainya berbeda.
  3. Tidak mudah di standarisasi, hal ini karena teknik kerja yang digunakan oleh tenaga kerja berbeda setiap orangnya.
  4. Keperluan akan tenaga kerja beranekaragam, hal ini karena seringnya petani yang bekerja ganda (double job), manajer, bendahara, dan sekretaris.

 

1.4          modal usahatani

Modal atau kapital mengandung banyak arti tergantung pada penggunaannya.dalam arti sehari-hari modal sama artinya dengan harta kekayaan sesorang.  Modal dapat tebagi menjadi dua, modal bergerak dan modal tetap. Tetapi tidak semua yang berbentuk uang yang hanya bisa dikatakan modal. Menurur Wagner, ilmu sama dengan modal. Ilmu yang dipelajari dapat disamakan dengan benda yang dihasilkan sendiri dengan pertolongan buku dan penelitian.

Tetapi perlu diketahui bahwa tanah bukanlah merupakan modal. Hal ini dapat dilihat dari alasan berikut:

  1. Tanah pemberian alam, bukan sebagai benda yang dihasilkan.
  2. Tanah tidak dapat diperbanyak, tetapi uang dapat.
  3. Pada hakikatnya tanah tidak dapt dihancurkan.
  4. Tanah terikat terhadap alam.
  5. Laba yang dihasilkan dari tanah adalah sewa yang berbeda sifatnya dengan modal.
  6. Nilai tanah tidak menyusut

 

1.5          tingkat teknologi

penciptaan produk-produk baru yang inovatif melalui pemanfaatan bioteknologi dan rekayasa proses pengelolaan, teknologi pengemasan serta penyimpanan produk pangan hasil pertanian lainnya, mampu memberikan nilai tambah yang relatiftinggi terhadap produk yang dihasilkan. Teknologi merupakan sumber daya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan cepat. Penggunaan teknologi akan mengubah input menjadi output yang diinginkan. Teknologi terdiri dari empat komponen, yaitu:

  1. Technoware (bagian dari fasilitas fisik, seperti mesin serta peralatan yang dapt meningkatkan kekuatan manusia serta mengontrol jalanyanya operasi).
  2. Humanware ( bagian dari kemampuan itu sendiri, seperti keterampilan, keahlian, kreativitas yang memperlihatkan nilai sesungguhnya dari sumberdaya manusia yang tersedia).
  3. Infoware ( fakta dan informasi yang tercatat, seperti desain, spesifikasi, cetak biru yangmemungkinkan cepat dipelajari serta sebagai nformasi: database).
  4. Orgaware ( metode, jaringan kerja sama/networking, serta berbagai praktik yang berfungsi untuk mengoordinasikan kegiatan untuk mencapai hal yang diinginkan).

 

Prasyarat tekonologi bagi pembanguan pertanian yang berkelanjutan:

  1. Berbasis sumberdaya lokal sehingga keunggulan komparatif yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk diubah menjadi keunggulan yang kompetitif.
  2. Melakukan orientasi padapasar lokal, pasar domestik, serta pada pasar ekspor yang potensial.
  3. Menghasilkan keragaman usaha yang besar dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
  4. Memiliki sumberdaya manusia yang unggulan yang mampu mengembangkan dan melakukan inovasi teknologi yang tepat terap dan tepat sasaran, selain memiliki jiwa kewirausahaan yangtinggi.
  5. Memiliki kelayakan ekonomi dan finansial usaha yang baik dan mampu berkompetisi sekurang-kurangnya secara regional.

 

1.6          analisi penerimaan usahatani

dalam menunjang keberhasilan usahatani, analisis penerimaan usahatani bertujuan untuk:

  1. penggunaan teknologi baru                             3.  peningkatan produksi sekaligus
  2. menyusun rencana yangg akan datang           4. pendapatan petani
  3. Sebagai bahan pertimbangan penentuan kebijakan pemerintah dalam hal :

harga dasar ( “ floor price “)

harga sarana produksi, dsb

dari analisis ini, diharapkan penerapan pengelolaan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan sesuai dengan apa yang diharapkan dan mampu mencapai produktivitas yang optimal.

 

1.7          jumlah keluarga

semua faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani, yang lebih penting lagi adalah jumlah keluarga. Dalam faktor modal dan tenaga kerja, keluarga mampu menjadi unsur keberhasilan tersebut. Selain mampu memberikan keringanan modal dan tenaga kerja, seorang manajerpun akan lebih bijaksana dalam penempatan keluarga dalam memberikan analisis usahatani dengan semua faktor yang diperlukan.

 

Dari semua pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani secara internal, kita akan memperoleh manfaat, yaitu:

l  Bagi petani: dijadikan jendela pembuka ketertutupannya

l  Bagi penghantar teknologi: dijadikan dasar berpijak penetapan kebijakan

l  Bagi penentu kebijakan: dapat menjadi pemutus rantai ketertutupan petani dari kemajuan

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Medan: Bumi Aksara

Hernanto, Fadholi. 2000. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya

Husodo, siswono Yudho. 2004. Pembangunan Mandiri. Jakarta: Penebar Swadaya

Tohir, Kaslan A. 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Jakarta: Bina Aksara

 

bisa download di

faktor internal keberhasilan usahatani

Tinggalkan komentar